Kamaimonews.com – Keputusan PSSI memecat Shin Tae-yong dari kursi pelatih Timnas Indonesia kembali menuai sorotan, kali ini dari media Korea Selatan. Besteleven, salah satu media olahraga di Negeri Ginseng, menilai pemecatan tersebut tidak adil dan cenderung mengkhianati kerja keras pelatih asal Korea Selatan itu.
Tiga Poin Kritik
Besteleven menjabarkan tiga poin utama yang menjadi landasan kritik mereka. Pertama, adanya isu konflik internal tim saat Indonesia kalah dari China. Media Korea Selatan ini menyorot rumor perselisihan antara Shin Tae-yong dengan sejumlah pemain naturalisasi.
“Mereka mengklaim bahwa hanya pelatih Eropa yang mengerti cara menangani pemain naturalisasi yang banyak bermain di Eropa,” tulis Besteleven, menyitir salah satu narasi yang beredar.
Poin kedua terkait kekalahan telak dari Jepang dan tindakan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, yang memasuki ruang ganti setelah pertandingan. Selain itu, absennya Eliano Reijnders dari daftar pemain juga menjadi sorotan.
“Banyak media Indonesia mulai memprediksi pergantian pelatih jika Indonesia kalah dari Arab Saudi,” lanjut Besteleven.
Terakhir, Besteleven menyoroti proyeksi Shin Tae-yong untuk Piala AFF dengan mayoritas pemain U-22. Awalnya, PSSI mendukung penuh rencana ini. Namun, setelah Indonesia gagal lolos dari fase grup, evaluasi yang diberikan dianggap tidak adil.
“Ini situasi yang absurd,” tegas Besteleven. “Jika Indonesia memang haus gelar Piala AFF, seharusnya mereka tidak menyetujui rencana Shin untuk membawa pemain U-22.”
Media Korea Selatan ini juga menyoroti pernyataan Shin Jae-won, putra Shin Tae-yong, yang mengkritik keputusan PSSI di media sosial.
Pembelaan PSSI
Sementara itu, PSSI telah menggelar konferensi pers untuk menjelaskan alasan di balik pemecatan Shin Tae-yong. Erick Thohir menyebut adanya dinamika tinggi di dalam tim sebagai salah satu faktor.
“Coach Shin juga berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan selama 5 tahun dan pesannya semoga Timnas Indonesia bisa lolos ke Piala Dunia,” ujar Sumardji, anggota Exco PSSI.